Saturday, March 15, 2008

Plin-plan atau Fleksibel...?


(tulisan kedua dari dua tulisan)

Dalam tulisan sebelumnya telah diulas bagaimana karakteristik plin-plan dan fleksibel. Dalam tulisan yang kedua ini akan dibahas penyebab plin-plan dan sumber-sumber fleksibilitas. Secara sederhana, ternyata Plin-plan itu dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
  • Takut gagal yang terlalu berlebihan karena tidak PD
  • Pengaruh orang lain yang terlalu besar
  • Cepat frustasi atau mudah menyerah, tidak sabaran
  • Arogansi, Kesombongan, atau hal lain yang sepadan dengan itu. Dengan sifat ini, seseorang akan merasa paling benar sendiri dan sulit untuk menerima pendapat orang lain. Hal ini akan terbuka kemungkinan banyak orang yang akan mengkritik, sehingga kita mudah tersinggung dan akhirnya akan mempengaruhi keputusan kita.
  • Terlalu percaya pada hal-hal mistik atau irasional. Biasanya dalam keadaan kepepet, dukun bertindak, atau tahayul seringkali menjadi referensi arah hidup kita.
  • Gamang, ragu, akibat pikiran kosong atau tidak tenang.
  • Terlalu sering curhat dan mendapatkan masukan dari sumber2 yang tidak jelas.
  • kurang siap menghadapi resiko hidup, kurang siap dalam menghadapi konsekuensi tindakan, atau kebiasaan lari dari tanggungjawab.
  • pengetahuan dan pengalaman yang masih dangkal atau yang masih baru juga bisa menimbulkan keputusan yang plin-plan.
lalu bagaimana cara untuk menumbuhkan fleksibilitas dalam diri kita? Berikut ulasannya (e-psikologi.com)

Dalam teori kompetensi, fleksibilitas ini diartikan sebagai kemampuan dalam beradaptasi atau kemampuan untuk bisa bekerja secara efektif di berbagai kondisi atau situasi (lihat: Competence at Work, 1993). Istilah lain yang bisa menggambarkan kemampuan ini, antara lain adalah:

  • Adaptibility (kemampuan beradaptasi)
  • Ability to change (kemampuan untuk mengubah diri)
  • Perceptual objectively (Kemampuan memunculkan persepsi objektif)
  • Staying objective (kemampuan bersabar secara objektif)
  • Resilience (kemampuan untuk menjadi orang yang tangguh)
Di antara tanda-tanda orang yang fleksibel ini adalah: kemampuan memahami dan menghargai berbagai perspektif atau pendapat tentang sebuah isu. Tandanya lagi adalah kemampuan menyesuaikan pendekatan (an approach) terhadap situasi yang sedang berubah atau kemampuan untuk bisa menerima (secara positif) perubahan yang sedang terjadi, entah itu perubahan keadaan eksternal atau perubahan organisasi.

hmmm....seperitinya tidak sulit untuk kita coba... :)

Manusia akan dihadapi pada berbagai kondisi yang berbeda-beda, sehingga hal ini memunculkan karakter atau watak pada diri seseorang. Maka dari itu, untuk membentuk satu "karakter baru" dalam diri kita dibutuhkan pembelajaran secara kontinu yang konsisten. Dalam tulisan Ubaydillah (e-psikologi.com), dijelaskan acuan atau indeks skala kemampuan atau skill seseorang dalam menghadapi perubahan lingkungan, diantaranya :

Skala minus satu (-1): kita mempertahankan kebenaran-sendiri atau mempertahankan egoisme hawa nafsu, menganggap orang lain itu salah, masa bodoh dengan orang lain, dan lebih baik memilih bertengkar dengan orang lain

Skala nol (0): Kita hanya mengikuti prosedur yang ada saja supaya bisa selamat, sekedar menjalankan apa yang diperintahkan dan menghindari apa yang dilarang. Asal selamat saja.

Skala satu (1): Kita sudah belajar untuk melihat situasai yang ada secara objektif, kita punya pendapat yang kita akui benar tetapi juga tetap mengakui pendapat orang lain yang mungkin juga benar.

Skala dua (2): Kita sudah belajar menerapkan / menjalankan aturan atau prosedur secara fleksibel, berdasarkan keadaan kita secara pribadi dan sosial

Skala tiga (3): Kita sudah belajar menyesuaikan taktik dan respon kita terhadap perubahan keadaan atau perubahan orang lain secara fleksibel. Kita mengubah prilaku berdasarkan perubahan keadaan.

Skala empat (4): Kita sudah belajar mengubah strategi, goal (tujuan kecil), atau proyek untuk bisa sesuai dengan situasi yang sedang berubah, namun tetap fokus pada tujuan utama (tujuan besar) kita.

Skala lima (5): Kita sudah belajar menyesuaikan jurus-jurus organisasi yang benar-benar klop dengan perubahan keadaan eksternal

Skala enam (6): Kita sudah belajar mengadaptasikan strategi atau rencana jangka panjang terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.

Karena itu, Ubaydillah menekankan akan pentingnya pembelajaran dalam diri kita. Pembelajaran di sini adalah changing behavior, changing habit, and changing culture, berdasarkan praktek, pengalaman dan pengatahuan.


Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam melakukan proses pembelajaran itu harus kita perhatikan hal-hal berikut ini (e-psikologi.com) :

Pertama, menghilangkan egoisme hawa nafsu, menghilangkan perasaan yang sudah merasa paling benar sendiri, atau menutup pintu pikiran dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah kita miliki. Menurut pesan dari ajaran Spiritual Jawa (Javanese Spiritual Doctrine), yang terpenting untuk seorang pembelajar adalah menyimpan pengetahuan dan pengalaman lamanya untuk sementara waktu supaya bisa membuka pintu pengetahaun dan pengalaman baru.

Kedua, melatih kemampuan dalam mengambil pelajaran penting-spesifik dari apa yang kita baca (buku, majalah, laporan), apa yang kita lihat (orang lain) dan apa yang kita observasi (perubahan situasi). Pelajaran di sini artinya adalah apa yng kita hayati dan apa yang kita simpulkan dari apa yang kita lihat. Kemampuan ini sangat penting untuk meningkatkan fleksibilitas. Kemampuan ini bisa kita asah antara lain dengan: bertanya, bercakap-cakap dengan orang, bertukar pendapat, berdialog, membaca, dan lain-lain. Intinya, kita bisa meningkatkan kemampuan ini dengan membaca, bertanya, mendengarkan, dan (yang paling penting) menerapkan.

Ketiga, melatih kemampuan dalam merumuskan sebuah tujuan besar (visi, misalnya) atau rencana besar (long term planning), atau gagasan besar, lalu kita ikuti dengan mengembangkan kemampuan untuk menemukan cara atau taktik yang sebanyak mungkin. Jadi, tentukan satu sasaran yang jelas namun dekati dari berbagai cara yang paling mungkin. Bahkan bila sasaran itu perlu diubah, ubahlah secara pelan setelah mempraktekkan berbagai cara (be creative).

Ok deh, semoga dua tulisan ini bisa membawa kehidupan kita menjadi lebih baik...Semoga bermanfaat... :)

No comments: