Thursday, May 24, 2007

masuk angin....


Hasyiiim...!!!! haSyeeeem...!!! hasYeeeeeeeeeeeeeem....!!!! kira-kira inilah suara merdu di saat tiba-tiba ada bendungan di dalam hidung kita. Flu...!!!! yah, itulah jawabannya. virus ini bertengger di hidung gw sudah kira-kira 3 bulan yang lalu.....

Yang paling menyakitkan buat gw adalah....saat dimana si penyakit flu minta gw bersin selama 6x berturut-turut...!! hikz.....terbayangkah...?

Hmmmh...mudah-mudahan, nasib gw nggak kayak burung yang di bawah ini ya....

tragedi flu burung

Monday, May 14, 2007

Anak Yang Bijak



Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera
membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar
penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk
menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah
pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.
Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya,
"Bagaimana perjalanan tadi?" "Sungguh luar biasa, Pa."
"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?"


tanya sang ayah. "Iya,Pa," jawabnya. "Jadi, apa yang dapat
kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.

Si anak menjawab, "Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai
seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor.

Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke
tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil
yang tak terhingga panjangnya.

Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan
mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi
taman mereka.

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan
milik mereka seluas horison.

Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka
mempunyai tanah sejauh mata memandang.

Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita
tetapi mereka melayani diri mereka sendiri.

Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka
menanam sendiri.

Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan
mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa.
Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku
tahu betapa miskinnya diri kita."


Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya
berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang
kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi
orang lain.

Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa
yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan atas
anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita, daripada
kuatir untuk meminta lebih lagi.

Tuesday, May 8, 2007

Si peminta-minta

Kotor...busuk, bau, kumuh, jijik...
inilah sedikit 'nama' untuk mereka yang sering mendatangi kita dengan menengadahkan tangannya yang keriput dan kotor...

Acuh tak acuh...itulah yang kita lakukan ketika mereka menundukkan wajahnya di hadapan kita...karna mereka tau, saat mereka melakukannya, kita tak akan mau menatap wajah penuh keringat yang membuat pipi dan kening mereka menjadi mengkilap...

Lalu... bila mereka 'keras kepala' mematung di depan kita... maka seluruh penyakit hati yang ada akan menumpuk sesak di dalam qalbu... risih, dongkol, mangkel, males, ah...terpaksa..! semua rasa itu membuat tangan kita terlalu sulit dan hampir utopis untuk merogoh dan mencari sekeping uang seratus perak saja!

Namun, ternyata kepahitan hidup tlah menjadi keseharian mereka...

Kita tak perlu khawatir, mereka tlah terbiasa untuk menangis. Bahkan, kelenjar air mata mereka tlah kering sejak hati kita menyatakan "tidak" pada mereka.

Sayang...kita tak sempat untuk sekedar memikirkan "Mereka makan pake apa?..." Lalu "adakah sepotong kardus yang mereka temui untuk melindungi badan mereka dari panas dan hujan?..."

"Apakah mereka punya anak...isteri...saudara...?" ...Ah, sudahlah....mereka tak ingin kita memikirkan mereka, karena mereka tlah menyadari sepenuhnya...bahwa kita takkan pernah memikirkan mereka...

Barangkali, hari ini mereka menambah satu garis keriput di dahi mereka...anak-anak mereka harus rela membiarkan air mata mengalir deras melewati pipnya yang mungil...


karna mereka tak berhasil menggenapkan uang recehan yang dikumpulkan, gara-gara saku celana kita terlalu sempit untuk dirogoh...uang kita terlalu bagus untuk diberikan pada mereka...ya, itulah kita....

Sekolah...? bayar uang pendaftaran pake apa? apalagi untuk beli pensil satu batang...! Maaf teman..., kantong celana mereka terlalu longgar untuk menampung uang receh limapuluhan. Seragam merah putih terlalu mewah untuk dibeli, dan pasti akan segera kotor karena di samping kanan kiri, depan belakang rumahnya adalah tumpukan sampah yang harus mereka pilah agar tak timbul polusi. Bukankah kita akan mengeluh bila kota ini bau karna sampah...? Sayangnya, kita juga akan merasa bau pada 'si pendaur ulang'...

Kita sebut mereka bau..., lalu kita sebut diri kita apa? padahal yang memenuhi kota ini dengan kaleng biskuit, keresek Pizza, bungkusan Dunkin Donnut, kaleng Sprite, dan lainnya adalah kita bukan...?

Merenung..? terlambat teman..., waktu terbuang percuma dengan hanya sekedar merenung... mereka tak butuh perenungan kita



Ya Allah...
siapa yang patut menanggung dosa ini ya Rabb...?