Thursday, July 31, 2008

my wedding

Assalamu'alaikum wr. wb

mengundang seluruh sahabat dan kerabat tercinta dalam pernikahan kami,
Insya Allah diselenggarakan pada :

Aqad nikah :
Sabtu, 30 Agustus 2008
Pkl.13.00 WIB s.d. selesai
di Jl. Primer No. 1063 Cibadak Kab. Sukabumi


Resepsi :

Ahad, 31 Agustus 2008
Pkl.09.00 - 17.00 WIB s.d. selesai
di Jl. Primer No. 1063 Cibadak Kab. Sukabumi


Tiada kebahagiaan yang bisa terucap, selain sahabat-sahabat semua
turut menyaksikan terikatnya cinta tulus kami berdua...

yang berbahagia :
Novita Safitri & Bayu Prasetyo Aji

Keluarga besar Bpk. Ayip Hidayat dan (alm) Ibu Khotimah
Keliuarga besar Bpk. Bambang Hernowo Hadi dan Ibu Darmini


~ Novita & Bayu ~

Thursday, April 17, 2008

my home

alhamdulillah..akhirnya nyampe juga di rumah. Disambut hangat ama Nyak Babe, adik2 tercinta... and yang paling q kangenin, kopi creamer buatan nyak, hmmm.... sensasi hangatnya kopi di tengah suhu kampungku yang grrrrrrrrrrrrrrrrrr...dingiiiiiin.....

tadi pagi, nyempetin maen ke sawah di sela-sela kabut kaki gunung gede....

gambar 1. suasana kaki Gunung Gede, di samping rumahku... (masih tertutup kabut). diambil jam 07.30 WIB.

gambar 2. Mr. papatong (sunda : capung)

gambar 2. Gunung Gede (wah sayang, masih berselimut kabut....)

Saturday, March 15, 2008

Plin-plan atau Fleksibel...?


(tulisan kedua dari dua tulisan)

Dalam tulisan sebelumnya telah diulas bagaimana karakteristik plin-plan dan fleksibel. Dalam tulisan yang kedua ini akan dibahas penyebab plin-plan dan sumber-sumber fleksibilitas. Secara sederhana, ternyata Plin-plan itu dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
  • Takut gagal yang terlalu berlebihan karena tidak PD
  • Pengaruh orang lain yang terlalu besar
  • Cepat frustasi atau mudah menyerah, tidak sabaran
  • Arogansi, Kesombongan, atau hal lain yang sepadan dengan itu. Dengan sifat ini, seseorang akan merasa paling benar sendiri dan sulit untuk menerima pendapat orang lain. Hal ini akan terbuka kemungkinan banyak orang yang akan mengkritik, sehingga kita mudah tersinggung dan akhirnya akan mempengaruhi keputusan kita.
  • Terlalu percaya pada hal-hal mistik atau irasional. Biasanya dalam keadaan kepepet, dukun bertindak, atau tahayul seringkali menjadi referensi arah hidup kita.
  • Gamang, ragu, akibat pikiran kosong atau tidak tenang.
  • Terlalu sering curhat dan mendapatkan masukan dari sumber2 yang tidak jelas.
  • kurang siap menghadapi resiko hidup, kurang siap dalam menghadapi konsekuensi tindakan, atau kebiasaan lari dari tanggungjawab.
  • pengetahuan dan pengalaman yang masih dangkal atau yang masih baru juga bisa menimbulkan keputusan yang plin-plan.
lalu bagaimana cara untuk menumbuhkan fleksibilitas dalam diri kita? Berikut ulasannya (e-psikologi.com)

Dalam teori kompetensi, fleksibilitas ini diartikan sebagai kemampuan dalam beradaptasi atau kemampuan untuk bisa bekerja secara efektif di berbagai kondisi atau situasi (lihat: Competence at Work, 1993). Istilah lain yang bisa menggambarkan kemampuan ini, antara lain adalah:

  • Adaptibility (kemampuan beradaptasi)
  • Ability to change (kemampuan untuk mengubah diri)
  • Perceptual objectively (Kemampuan memunculkan persepsi objektif)
  • Staying objective (kemampuan bersabar secara objektif)
  • Resilience (kemampuan untuk menjadi orang yang tangguh)
Di antara tanda-tanda orang yang fleksibel ini adalah: kemampuan memahami dan menghargai berbagai perspektif atau pendapat tentang sebuah isu. Tandanya lagi adalah kemampuan menyesuaikan pendekatan (an approach) terhadap situasi yang sedang berubah atau kemampuan untuk bisa menerima (secara positif) perubahan yang sedang terjadi, entah itu perubahan keadaan eksternal atau perubahan organisasi.

hmmm....seperitinya tidak sulit untuk kita coba... :)

Manusia akan dihadapi pada berbagai kondisi yang berbeda-beda, sehingga hal ini memunculkan karakter atau watak pada diri seseorang. Maka dari itu, untuk membentuk satu "karakter baru" dalam diri kita dibutuhkan pembelajaran secara kontinu yang konsisten. Dalam tulisan Ubaydillah (e-psikologi.com), dijelaskan acuan atau indeks skala kemampuan atau skill seseorang dalam menghadapi perubahan lingkungan, diantaranya :

Skala minus satu (-1): kita mempertahankan kebenaran-sendiri atau mempertahankan egoisme hawa nafsu, menganggap orang lain itu salah, masa bodoh dengan orang lain, dan lebih baik memilih bertengkar dengan orang lain

Skala nol (0): Kita hanya mengikuti prosedur yang ada saja supaya bisa selamat, sekedar menjalankan apa yang diperintahkan dan menghindari apa yang dilarang. Asal selamat saja.

Skala satu (1): Kita sudah belajar untuk melihat situasai yang ada secara objektif, kita punya pendapat yang kita akui benar tetapi juga tetap mengakui pendapat orang lain yang mungkin juga benar.

Skala dua (2): Kita sudah belajar menerapkan / menjalankan aturan atau prosedur secara fleksibel, berdasarkan keadaan kita secara pribadi dan sosial

Skala tiga (3): Kita sudah belajar menyesuaikan taktik dan respon kita terhadap perubahan keadaan atau perubahan orang lain secara fleksibel. Kita mengubah prilaku berdasarkan perubahan keadaan.

Skala empat (4): Kita sudah belajar mengubah strategi, goal (tujuan kecil), atau proyek untuk bisa sesuai dengan situasi yang sedang berubah, namun tetap fokus pada tujuan utama (tujuan besar) kita.

Skala lima (5): Kita sudah belajar menyesuaikan jurus-jurus organisasi yang benar-benar klop dengan perubahan keadaan eksternal

Skala enam (6): Kita sudah belajar mengadaptasikan strategi atau rencana jangka panjang terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.

Karena itu, Ubaydillah menekankan akan pentingnya pembelajaran dalam diri kita. Pembelajaran di sini adalah changing behavior, changing habit, and changing culture, berdasarkan praktek, pengalaman dan pengatahuan.


Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam melakukan proses pembelajaran itu harus kita perhatikan hal-hal berikut ini (e-psikologi.com) :

Pertama, menghilangkan egoisme hawa nafsu, menghilangkan perasaan yang sudah merasa paling benar sendiri, atau menutup pintu pikiran dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah kita miliki. Menurut pesan dari ajaran Spiritual Jawa (Javanese Spiritual Doctrine), yang terpenting untuk seorang pembelajar adalah menyimpan pengetahuan dan pengalaman lamanya untuk sementara waktu supaya bisa membuka pintu pengetahaun dan pengalaman baru.

Kedua, melatih kemampuan dalam mengambil pelajaran penting-spesifik dari apa yang kita baca (buku, majalah, laporan), apa yang kita lihat (orang lain) dan apa yang kita observasi (perubahan situasi). Pelajaran di sini artinya adalah apa yng kita hayati dan apa yang kita simpulkan dari apa yang kita lihat. Kemampuan ini sangat penting untuk meningkatkan fleksibilitas. Kemampuan ini bisa kita asah antara lain dengan: bertanya, bercakap-cakap dengan orang, bertukar pendapat, berdialog, membaca, dan lain-lain. Intinya, kita bisa meningkatkan kemampuan ini dengan membaca, bertanya, mendengarkan, dan (yang paling penting) menerapkan.

Ketiga, melatih kemampuan dalam merumuskan sebuah tujuan besar (visi, misalnya) atau rencana besar (long term planning), atau gagasan besar, lalu kita ikuti dengan mengembangkan kemampuan untuk menemukan cara atau taktik yang sebanyak mungkin. Jadi, tentukan satu sasaran yang jelas namun dekati dari berbagai cara yang paling mungkin. Bahkan bila sasaran itu perlu diubah, ubahlah secara pelan setelah mempraktekkan berbagai cara (be creative).

Ok deh, semoga dua tulisan ini bisa membawa kehidupan kita menjadi lebih baik...Semoga bermanfaat... :)

Plin-plan atau Fleksibel...?


(tulisan pertama dari dua tulisan)

Dalam menata kehidupan ini, suatu hal yang pasti akan kita hadapi adalah berbagai persoalan akan menjadi batu kerikil dan tebing terjal yang menghadang. Bahkan, di perjalanan kita juga akan menemukan persimpangan jalan yang mengharuskan kita untuk memilih salah satu dari jalan itu. Keputusan diantara dua atau lebih yang akan menentukan masa depan kita. Apakah jalan berliku nan curam yang akan kita temui...? atau bahkan jalan buntu? atau bahkan jurang yang menjulang tinggi...? Semuanya tergantung pada pilihan dan pertimbangan untuk memilih diantara banyak pilihan.

Terkadang, di saat seorang manusia telah menentukan sebuah pilihan, akan timbul sebuah keraguan dalam dirinya yang akan mengganggu pikiran sehingga manusia tergoda untuk menarik keputusan dan kembali ke persimpangan jalan untuk memikirkan kembali jalan mana yang akan dia tempuh, atau memilih jalan yang lain yang tidak ia pilih sebelumnya. Pernahkah anda mengalami hal semacam ini...? Apabila ya, termasuk dalam kategori apakah anda? plin-plankah, atau fleksibelkah...?

Menurut salah satu artikel yang ditulis oleh Ubaydillah, AN dalam sebuah situs www.e-psikologi.com disebutkan antara lain :

Secara teori, plin-plan itu sering diartikan sebagai indecisiveness. Ini adalah ketidakmampuan kita dalam menentukan keputusan atau bersikap dengan alasan-alasan yang sangat tidak kuat. Orang plin-plan itu adalah orang yang gampang melakukan bongkar-pasang rencana, keputusan atau penyikapan. Plin-plan ini dipahami sebagai lawan dari kepercayaan-diri (self-confidence) atau pede. Dalam teori kompetensi, ada sejumlah istilah yang pengertianya kira-kira sama dengan kepercayaan-diri ini. Beberapa istilah itu antara lain adalah:
  • Decisiveness
  • Ego strength
  • Independence
  • Strong-self concept
  • Willing to take responsibility
Secara lebih terperinci, beliau menjelaskannya sebagai berikut :
  • Orang yang pede nya bagus (sehat) biasanya punya keputusan hidup yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya.
  • Orang yang pede nya bagus (sehat) biasanya punya power personal yang kuat, kharismatik, disegani, dan semisalnya.
  • Orang yang pede nya bagus (sehat) biasanya relatif lebih terbebas dari berbagai rasa terancam atau rasa tertekan, baik itu oleh keadaan atau oleh lingkungan.
  • Orang yang pede nya bagus (sehat) biasanya punya jati diri yang jauh lebih kuat dan jauh lebih jelas.
  • Orang yang pede nya bagus (sehat) biasanya punya komitmen yang kuat untuk maju atau punya kesadaran tanggung jawab yang lebih tinggi
Nah, termasuk yang manakah kita???
Dari tulisan di atas dapat kita simpulkan sementara bahwa, orang yang plin-plan adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang kurang, belum bagus, atau perlu ditingkatkan lagi. Sifat ini, masih menurut Ubaydillah, bisa karena faktor bawaan sejak kecil yang tidak diperbaiki, atau memang kondisi lingkungan yang memaksa seseorang untuk bertindak plin-plan, dalam artian perlu bongkar pasang rencana karena kondisi yang mendesak.

Lalu, apa bedanya dengan fleksibel? Menurut Musashi dalam "The Book of Five Ring" yang dikutip oleh Ubaydillah mengatakan : fleksibel itu digambarkan seperti watak air. Musashi menjelaskannya dengan istilah ordered flexibility. Fleksibel di sini diartikan sebagai kapasitas untuk tetap menjadi diri sendiri dalam keadaan tetap bisa beradaptasi dengan lingkungan atau orang lain.



Dengan kata lain, dia sanggup menjadi orang yang pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa merubah tujuan yang telah ditetapkan di awal. Sebagaimana air yang mengalir dari pegunungan, ia akan selalu menyesuaikan kondisi lingkungan yang dialirinya tanpa mengubah tujuan semula, yaitu laut.

Bisa dikatakan bahwa keplin-planan adalah kelemahan, sementara fleksibilitas adalah kekuatan. Orang yang plin-plan adalah orang yang lemah karena tidak punya pendirian. Sementara orang yang fleksibel adalah orang yang kuat dalam pendiriannya, tapi tidak kaku. Ubaydillah mengutip pendapat Antony Robin bahwa mereka mempertahankan pendiriannya sekuat batu karang, tetapi mengaplikasikannya di lapangan seperti orang yang berenang. Orang yang berenang adalah orang yang fleksibel karena bisa menyesuaikan dirinya dengan ombak.

Kenapa bisa timbul plin-plan? dan bagaimana menjadi seorang yang fleksibel?....

Tuesday, March 11, 2008

Who most powerfull...?


Pada waktu Allah menciptakan gunung-gunung di muka bumi, bergetarlah seluruh jagat raya ini. Kemudian para malaikat bertanya pada Allah, "ya Rabbi, adakah yang lebih dahsyat lagi dari gunung?"

Kemudian Allah menjawab, "Ada, yang lebih dahsyat dan hebat dari gunung adalah besi baja..." Kemudian malaikat bertanya lagi, "Adakah yang lebih hebat dan kuat dari sebuah besi dan baja?" Allah menjawab, "Ada, yang lebih hebat dan kuat dari sebuah besi dan baja adalah api..." Kemudian para malaikatpun bertanya lagi, " Adakah yang lebih hebat dan kuat dari api?" Allah menjawab, " Ada, yang lebih hebat dan kuat dari api adalah air"


Kemudian para malaikat bertanya lagi, "Adakah yang lebih hebat dan kuat dari air?" Allah menjawab, "Ada, yang lebih kuat dan hebat dari air adalah angin....."

Sunday, March 9, 2008

how can i leave you...

Akhirnya, setelah kurang lebih 4 taun lebih "dikit" q dah kelar ama kuliahku. Akhirnya, q tinggalkan (sementara) semua tugas-tugas kuliah n potokopian bahan ujian yang selalu kuributkan kala ujian tiba (hehehe...! ketok malese...!). Rasanya waktu ini berjalan cepet banget! perasaan baru kemaren q daftar jadi mahasiswa, rasanya baru kemaren q di-"plonco" ma senior2q...rasanya baru kemaren q asyik berkutat ama kegiatan organisasi kampus...hmmmmhh...

Rasanya berat banget kalo harus ninggalin Jogja. Apalagi ninggalin semua temen2 yang udah sama-sama menggoreskan sebagian perjalanan dalam hidup ini...(ce ileeeee...!). Iya bener banget prend...!

Seandainya aja nggak ada alasan "itu" yang membuat aq harus minggat dari kota adem ayem ini, mungkin aq akan lebih memilih tuk tinggal di sini.... But, katanya Om Reynald kasali kan kita harus CHANGE untuk kehidupan yang lebih baik.

Entah kenapa, tiba-tiba aja pengen posting beberapa kisah yang sempet terdokumentasikan beberapa waktu yang lalu.


dari kiri kekanan : Mas Cey, Ayib, me, Ozix

Foto di atas diambil sewaktu q masih kerja di Syafa'at Advertising... waktu itu pas liburan trus kita maen2 ke Air Terjun di daerah Bantul...wuih seru abisssssss...!

hmm...tengah hutan enaknya bakar ikan...!


Don't try this at home...! Professional only...!




ini dia salah satu korban "genocide" hehehe

it was amazing...

Special thanks to :
Pak Bey, yang udah menjerumuskanku ke dalam Syafa'at Advertising...hehehe
Pak Andika, atas masukan dan motivasinya selama ini
Mas Cey, yang udah bangunin Shubuh setiap hari, hahahaha...!
Uuk, Ipunk, Ayip, n Mbak Hikmah dunia ini nggak seru tanpa kalian berempat, mmmuuuach...! (lho...?)
Mbak Intan, (menarik nafas panjang)..... hehehehe!

n tuk semua temen2 yang nggak mungkin disebutin satu2 di sini, meskipun ndeso dan katrok, kalian tetep sahabatku...wakakakakak...

Friday, March 7, 2008

Audisi "Super Hero of The World"


Kita tentu udah menyaksikan dan bahkan merasakan sendiri, bahwa kondisi ummat Islam kini sedang mengalami keterpurukan di segala bidang. Nggak ada sejarahnya di negeri ini harga BBM menurun, apalagi listrik, terutama sembako. Kita tentu masih merasakan dibekeli oleh ortu uang Rp. 500 saat SD dulu, dimana dengan jumlah itu kita bisa beli berbagai macam jajanan di sekolah. Sekarang...? hmmm, sepertinya udah naek 10x lipat. Anak umur TK aja barangkali udah pegang uang jajan sebanyak Rp. 5000,-... Belum lagi kalo kita bicara kemiskinan, sesungguhnya ummat Islam tengah mengalami 'pemiskinan'. Ummat yang mestinya merasakan nikmatnya BBM gratis, pendidikan gratis, biaya kesehatan gratis, (paling enggak murah), dsb. Nyatanya itu semua hanya isapan jempol saja. Saking parahnya, masyarakat pada umumnya bahkan mengatakan utopis BBM murah bahkan gratis, apalagi biaya pendidikan. Apa bener BBM nggak mugkin gratis? (Insya Allah kita bahas di edisi selanjutnya).


Melihat kondisi ummat yang begitu terpuruk, tentu kita akan selalu mengharap dan mengharap. Memohon dan memohon, berdoa dan berdoa agar di tengah-tengah kita diutus seorang "Ratu Adil" yang akan menjadi "Super Hero" buat rakyat Indonesia. Kita akan selalu berharap akan kedatangan "Imam Mahdi" yang akan menyelesaikan semua problem yang menimpa ummat Islam. Kita juga selalu menunggu akan datangnya satu keajaiban yang dalam sekejap bisa membuat kita makmur sentosa. (hehehehe...!!!)


Namun, mengapa permohonan kita selama ini tidak kunjung terwujud? Apakah do'a kita selama ini "tidak didengar" oleh Allah SWT...? Apakah kurang banyak orang sholeh di negeri ini untuk bermunajat kepadaNya? Atau sudah terlalu banyak orang-orang bejat di negeri ini sehingga sulit cari "tukang do'a" yang ikhlas? Ibarat punduk merindukan bulan, seolah harapan/impian kita selama ini sangat tidak mungkin alias mustahil bin mustahal bisa terwujud. Tentu kita akan berpikir kemudian, pasti ada yang salah...! Apakah pada diri kita? masyarakat kita? para pemimpin kita? atau pada negara kita? Mungkinkah negeri ini telah menjadi "Syurga yang terkutuk"...?

Saudaraku..., mari kita pikirkan sejenak. Mengapa kita tidak berpikir sebaliknya? Bahwa sang "Pahlawan Besar" itu adalah diri kita sendiri? Bahwa Tokoh besar yang akan menjadi penyelamat bangsa adalah diri kita sendiri...? Mengapa kita tidak berhenti berharap dan berharap, menunggu dan menunggu datangnya sang "Pahlawan Besar", lalu berusaha mewujudkan harapan seluruh bangsa ini dengan tangan kita sendiri...?


hal ini tentu akan membuat kita berpikir ribuan kali untuk menjawab pertanyaan "nyeleneh" itu. Bener nggak?

Mengapa kita selalu terjebak dengan sesuatu yang tidak pernah kita temui dalam realitas kehidupan ini ? Kita merasa lemah, kita merasa tidak mampu, kita terlalu sibuk dengan cari uang, pikiran kita terlalu sibuk untuk ngurusi diri sendiri...! Gimana mau ngurusi orang lain? ngurusi diri sendiri aja susah banget...!!!!

Bisa kita bayangkan, gimana susahnya cari kerja di negeri subur n kaya minyak ini... ckckckckck.... iya nggak prend...?????

Tapi..., pernahkah kita membayangkan orang-orang hebat dunia...? Nabiyullah SAW, Umar bin Al Khattab, Sholahuddin Al-Ayubi, Albert Einstein, Thomas Alfa Edison....? Gimana kisah mereka menggoreskan sejarah menakjubkan di dunia? Kenapa mereka bisa sementara kita berpikir tidak bisa?


Waktu mereka dalam sehari 24 jam, kita juga 24 jam!
Mereka butuh makan, kita juga!
Tangan mereka dua, kita juga!
Kaki mereka empat? enggak tuh...!
Mereka punya jimat? enggak tuh! KiJokoBodo yang punya seabrek jimat aja nggak sanggup membendung inflasi di Indonesia ini...? (nggak level gitu loh...! plis deh...!)

Hmmm....pasti ada yang belum kita lakukan sebagaimana mereka lakukan pada dirinya.... Apa itu...?



(to be continued....)

all image support by: corbis.com

Monday, March 3, 2008

Horeeeeeee...nyumbang pengangguran baru...!

hmm...akhirnya kelar juga nih ujian. Ngerjain ampe hampir sesek napas, hehehe...tp it's ok, setelah semuanya kelar lumayan cukup bikin lega. Paling enggak, bisa bernafas barang 2-3 hari deh. Bisa ketawa-ketiwi bareng temen2. Apalagi kalo ada temen yang belon kelar2, wah ni sasaran empuk buat "bagi2" pengalaman....hehehe...! (jahat bener).

Lulus, menyenangkan?
Ternyata dipikir2, bagi kebanyakan orang lulus tuh nikmatnya cuma sesaat doank. Abis itu, pusing deh mikirin cari kerja. Apalagi sekarang tuntutan dunia kerja semakin selektif. Nggak ngasal nerima orang. Bahkan bisa gawat kalo kita nggak punya "kenalan" dari suatu perusahaan. Minimal satpam deh, hehehehehehe.......

Buat siapapun yang baru jadi sarjana, kayaknya perlu pikir panjang nih (terutama yang baru menyusun rancangan masa depannya). Soalnya sebagaimana pernah diterbitkan salah satu koran nasional (sori, lupa namanya, kalo gak salah republika). Bahwa jumlah pengangguran paling besar angkanya adalah pengangguran terdidik, yaitu sejumlah 70%-an. Waduw...!

(bersambung)....> sambil berkaca pada diri sendiri... :'(