Monday, August 27, 2007

- n A r s i s -


hehehe...sekali-kali gapapa dunk narsis-narsisan...ni waktu sy jadi "bintang iklan" (terpaksa)-nya LAZIS UII...lumayan lah, paling enggak, fotoku tersebar ke seantero Jogja...Hahahahahahaha...!!! itung-itung 'branding activation'...


sssst...ada yang mo "daftar" ?

kita terlalu sombong


udah baca republika hari ini..? di bagian depan halaman koran itu ada satu artikel yang sempet bikin sy malu, judul artikel itu "Bocah 13 tahun Menantang Hidup". Mulanya sy pikir isinya adalah seorang bocah yang mau bunuh diri...eeh ternyata setelah dibaca, dia adalah anak yang memiliki tingkat ketabahan dan perjuangan yang luar biasa. Ia adalah Ma'un, anak asal Dusun Becok, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur. Kalo kita baca, betapa beratnya ujian hidup yang harus ia lewati. Tinggal berdua dengan "simbok" (ibu angkatnya) yang telah mengasuhnya sejak ia lahir yang kini tak berdaya karna sakit-sakitan, dan bocah ini menjadi tumpuan hidup simbok.

Sepulang sekolah, dia harus rela meninggalkan waktu bermainnya untuk kemudian "menantang hidup" dengan bekerja sebagai pekerja di galian kapur hingga senja. Uang yang ia dapatkanpun tak sebanding dengan resiko hidup yang harus dia hadapi. Dalam dua pekan, ia hanya mampu membuat 150 bata kumbung dan dijualnya kepada bandar seharga Rp 200/bata. Dengan kata lain, uang yang ia dapatkan tidak lebih dari Rp 30 ribu saja.


''Kasihan simbok (ibu), dia sudah membesarkanku. Aku khawatir simbok sakit, nanti aku tak punya siapa-siapa lagi. Aku tidak memilih risiko tapi ini adalah hidup yang harus aku jalani,'' katanya.

Saudaraku, bagaimana dengan kita? Kita duduk di kursi empuk, tinggal di rumah yang nyaman, dan kerja di ruangan ber-AC...Itupun seringkali kita tidak merasa nyaman dan kurang bersyukur terhadap apa yang Allah berikan kepada kita.

bagaimana dengan pemerintah?



Kayaknya sekarang mereka lagi terkantuk-kantuk di kursi empuk dengan perut kenyang karena telah sarapan dengan hidangan mewah...Mikirin Ma'un? mimpi kali yeey...

Thursday, August 23, 2007

Apakah Oksigen Masih Cukup?


Apakah Oksigen Masih Cukup? Ahli hikmah mengatakan bahwa perjalanan
hidup manusia, tidak ubahnya bagaikan seorang penyelam mutiara. Seorang
penyelam mutiara dalam melaksanakan tugasnya selalu berbekal tabung
oksigen yang dibawa di punggungnya. Ketika ia hendak terjun menyelam,
niatnya tiada lain hanya ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya.

Tetapi begitu terjun ke laut, ketika saat itu pula ia mulai lupa pada
tiram yang harus dicarinya. Pemandangan di dalam laut yang sangat
mempesona dengan bunga karang dan ikan hias yang berwarna warni sangat indah
membuatnya silau. Ia pun terlena bercanda ria mengejar ikan-ikan yang
berwarna warni dan melupakan tugas semula mencari tiram mutiara yang
berada jauh di dasar laut. Hingga pada saat akhirnya, dia pun sadar bahwa
oksigen di punggungnya tinggal sedikit lagi.


Maka, timbulah rasa takutnya yang tidak terbayangkan olehnya bagaimana
kemarahan majikannya kelak bila ia muncul ke permukaan tanpa membawa
tiram mutiara yang diharapkan. Dengan tergesa-gesa karena oksigen dalam
tabung hampir habis, ia berusaha mengambil tiram yang ada
sebanyak-banyaknya. Namun sayang, fisiknya kelelahan setelah bercanda ria dengan ikan
hias yang indah-indah itu tidak menunjang lagi, sehingga terjadilah
"nafsu besar tenaga kurang".

Akhirnya isi tabung oksigen benar-benar habis, sehingga meskipun tiram
mutiara yang dibawanya sangat sedikit, ia mau tidak mau harus muncul ke
permukaan. Malangnya lagi karena terburu-buru, dia tidak sempat
mengikat kantongnya dengan baik, sehingga begitu tersenggol ikan yang
berseliweran disampingnya, tiram mutiara yang sudah didapatnya dengan susah
payah itu bertumpah keluar.


Di permukaan majikannya sudah menunggu. Ketika dilihatnya isi kantong
si penyelam tidak berisi tiram mutiara sebagaimana yang ia harapkan,
maka ia pun mencaci maki penyelam itu dan saat itu juga langsung
dipecatnya tanpa diberi pesangon sedikit pun.

Dengan penuh penyesalan si penyelam berusaha meminta kesempatan ulang
untuk menyelam kembali, namun majikannya menolak.

Yang ingin disampaikan dalam kisah ini, yaitu perumpamaan-perumpamaan
yang begitu mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia. Tabung
oksigen melambangkan umur manusia, tiram mutiara mengibaratkan pahala, dan
tiram mutiara yang tumpah mengumpamakan pahala yang hilang karena riya,
sedangkan keindahan yang ada dalam lautan melambangkan godaan-godaan
akan kenikmatan duniawi.***

(Sumber : Tabloid MQ EDISI 3/TH.I/JULI 2001)

Monday, August 20, 2007

capek


skripsi...hmmh...ternyata dirimu udah terlalu banyak menyita waktu...menyita pikiran...menyita tenaga...menyita dana..."Oooughh...!!!". Skripsi emang katanya sih jadi bahan penilaian studi kita selama kurang lebih 4 tahunan, atau lebih dari 140 sks mata kuliah yang udah kita telen abis2 di kampus...

Standar penilaian? kayaknya kita kudu mikir lagi deh, soalnya kalo kita terjun ke dunia kerja, yang ditanyain ama HRD satu perusahaan bukan: "Kemaren ngambil judul apa skripsinya mas...?" ato "pake teknik penelitian apa skripsinya?" ckckck....

Yah..terserah deh, pokonya tenagaku, pikiranku, duitku...(O em G) udah dikerahin sekuat mungkin, [meski harus mundur wisuda...Hikz...!] Apapun hasilnya kuserahkan pada gusti Allah....


butuh pendamping



Dipikir-pikir...kayaknya asyik ya punya pendamping hidup? Waktu kita lagi susah, ada yang nemeni, kalo lagi stress...ada yang bikin kita senyum lagi...kalo kita pengen kopi juga ada yang bikinin.

Wah..kayaknya asyiiiiiiiiiiiiiiiiiiik banget...!